Pemilu Hanya Bagian Proses Ritual Demokrasi Saja
Menjelang pemilihan umum calon anggota legislatif (DPRD I, DPRD II, DPR RI dan DPD RI) 2014, persiapan-persiapan menyambut pesta demokrasi nasional tersebut mulai terlihat dan menjadikan dinamika politik di tanah air semakin tinggi dari hari ke hari.
“Nampaknya teman-teman (caleg Red) mengalami suatu persoalan yang luar biasa, baik persoalan yang tampak maupun yang tidak tampak,” kata Anggota Tim Kunjungan Sesifik Komisi II ke Provinsi Jawa Tengah, Akhmad Muqowam saat pertemuan dengan Bawaslu Jateng dan Panwaslu se-Jateng di Gedung Bawaslu Jateng, Semarang, Senin (10/2).
Menurut Muqowam, yang tampak sangat jelas sekali, seperti Spanduk, Poster, Baliho dan lain-lain. Tetapi yang tidak tampak inilah yang perlu ditekankan.
“Saya kira yang tidak tampak, dalam tataran moralitas kita bersama itu yang perlu kita tekankan”, tegas Politisi F-PPP.
Ia menyatakan, bahwa money politic ke depan sangat luar biasa. “Orang sudah luar biasa mempersiapkan, baik yang mau memberi atau yang diberi. Antara mustahil dan mujakinya sudah ketahuan”, imbuhnya.
Pada tataran legalitas formal, katanya, Komisi II DPR yang melahirkan UU Pemilu, Pemerintah, KPU dan Bawaslu jika tidak bisa meminimize hal itu menurutnya persoalan menjadi sulit ke depannya.
Hal itu akan menjadikan pemilu tidak bermakna. Pemilu terlaksana hanya menjadi bagian proses ritual demokrasi saja, paparnya.
“Bagi teman-teman ada yang sudah menyiapkan Rp 50 Milyar dan ada yang sudah habis Rp 16 Milyar atau Rp 11 Milyar. Apakah Jurdil pemilu kita ke depan ini. Jor-joran tidak karuan”, tanya Muqowam yang disambut tepuk tangan seluruh yang hadir di Kantor Bawaslu Jateng.
Oleh karena itu, Muqowam mengharapkan Bawaslu dan Panwaslu di Kabupaten/Kota memberikan peran yang maksimal bagi Pemilu yang Luber dan Jurdil. (sc)/foto:suciati